Konsep Diri (Self Concept) | Pengertian | Karakteristik | Pembentuk

Konsep diri atau sering disebut dengan Self Concept adalah hal yang penting. Orang yang memiliki konsep diri yang positif akan mendukung

Konsep diri atau sering disebut dengan Self Concept adalah hal yang penting. Orang yang memiliki konsep diri yang positif akan mendukung munculnya rasa kompeten pada seorang individu sehingga dapat menentukan langkah berikutnya yang akan mereka ambil. Bagaimana seorang individu dapat memandang serta menilai keseluruhan aspek mengenai dirinya atau memutuskan akan sejauh mana pribadi dari individualnya sendiri.

Mereka yang berhasil memandang & menilai bahwa dirinya mampu justru akan cenderung lebih mempunyai kemandirian dalam menjalani hidup, begitu juga sebaliknya, mereka yang kurang dapat memandang serta menilai pada dirinya sendiri mampu akan cenderung bersifat menggantungkan dirinya sendiri pada orang lain.

Konsep Diri (Self Concept)

Pengertian Konsep Diri

Konsep diri yang ada dalam diri seseorang dapat terlihat melalui sikap-sikap yang dilakukan dirinya, yang tentu saja merupakan bentuk dari aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai sebuah organisme yang memiliki dorongan untuk mengembangkan diri sehingga pada akhirnya bisa membuat mereka sadar tentang keberadaan dirinya. Perkembangan yang tengah berlangsung tersebut lalu akan membantu membentuk self concept yang bersangkutan tersebut.

Persepsi seorang yang kerap menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan memperlihatkan adanya sikap negatif mengenai kualitas kemampuan diri yang mereka miliki. Padahal sebenarnya, berbagai faktor yang menunjang keberhasilan justru banyak terpengaruh dari cara seorang individu saat memandang kualitas diri dan kemampuan yang mereka miliki.

Pandangan serta sikap negatif yang tertuju pada kualitas kemampuannya sendiri mengakibatkan seorang individu akan memandang seluruh hal sebagai suatu tugas yang selalu sulit untuk dirampungkan, walaupun tugas tersebut sebenarnya tidak sulit seperti yang terlihat. Sebaliknya justru pandangan positif mengenai kualitas kemampuan diri individu miliki dampak yang besar terhadap seorang individu dalam memandang semua tugas-tugas sebagai permasalah hal yang mudah untuk diselesaikan, bahkan menjadi menyenangkan untuk dilalui.

Carl Rogers seorang tokoh keren, menganggap bahwa self concept memang berada pada tingkat kesadaran seseorang, jadi sebetulnya self concept ini adalah suatu bentuk konfigurasi atau penggabungan dari berbagai macam persepsi yang saling terkait mengenai diri sendiri yang dapat meresap ke dalam kesadaran seseorang (Burns, 1993:53). Menurut tokoh yang bernama Cawagas, ia mengatakan bahwa konsep diri sendiri adalah bentuk pandangan menyeluruh seorang individu mengenai dimensi fisiknya sendiri, karakteristik yang dimiliki pribadinya, aspek motivasinya, titik kelemahannya, potensi kepandaiannya, maupun celah kegagalannya (Pudjijogyanti, 1988:2).

Berbeda dengan sebelumnya, William D. Brooks berkata bahwa konsep diri ialah pandangan mengenai totalitas psikis, sosial serta fisik tentang diri sendiri yang terbentuk dari berbagai macam pengalaman dan interaksi seseorang dengan individu lain (Jalaludin Rahmat,1986:99). Konsep diri sendiri meliputi hal-hal yg kita pikirkan serta apa saja yang kita rasakan mengenai diri kita sendiri.

Komponen konsep diri menurut beberapa literatur antara lain: 1) Komponen kognitif atau sering disebut juga dengan citra diri (Self Image), komponen satu ini berhubungan langsung dengan pikiran dan cara menggunakannya. Citra diri sendiri (Self Image) meliputi beberapa aspek seperti: aspek kecerdasan, aspek percaya diri, aspek daya tarik fisik, aspek tujuan hidup, aspek kedudukan serta peran sosial, aspek kesukaan dari orang lain terhadap dirinya. 2) Komponen afektif atau lebih sering dijuluki sebagai harga diri (Self Esteem), komponen yang kedu ini berkaitan erat dengan perasaan. Harga diri (Self Esteem) juga memiliki beberapa aspek meliputi: aspek perasaan, aspek penyesuaian diri, aspek penerimaan diri, aspek penghargaan, dan aspek pujian.

Konsep diri adalah bentuk gambaran serta penilaian positif seseorang terhadap dirinya sendiri. Hal ini dapat digunakan sebagai landasan berperilaku serta menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu, sebagai hal inti atau landasan kepribadian, konsep diri ini sangat berpengaruh terhadap laku individu sendiri serta cara-cara mereka dalam bertindak.

Isi Self Concept

Saat lingkungan tempat anak proses bertumbuh itu semakin meluas, isi dalam konsep dirinya juga akan berkembang lebih meluas, termasuk hal lain seperti hal yang didapatkan seperti sahabat, nilai-nilai, lalu khusunya orang terdekat yang mereka sayangi melalui serangkaian proses identifikasi dan klasifikasi. Secara garis besar isi dari self-concept dapat dirumuskan menjadi beberapa bagian.

Menurut seorang tokoh bernama Jersild dalam penelitian yang pernah dilakukannya pada anak-anak usia sekolah dasar juga sekolah menengah, seperti dikutip dari Burns (1993:209-210) yang mendiskripsikan berbagai isi dari konsep diri menjadi sebagai berikut:

  1. Karakteristik dari fisik
  2. Penampilan seseorang
  3. Kesehatan individu dan kondisi fisik
  4. Rumah yang ditinggali dan hubungan dengan keluarga
  5. Sikap pribadi dan interaksi sosial
  6. Bakat diri dan minat diri sosial
  7. Kecerdasan yang dimiliki
  8. Hobi yang dimiliki dan permainan yang disukai

Sementara itu tokoh lainnya Livesly dan Barmly (1973), seperti yang terkutip juga oleh Burns (1993:211). Dideskripsikan bahwa isi konsep diri terbagi dalam kategori-kategori yaitu sebagai berikut:

  1. Penampilan diri
  2. Identitas individu
  3. Persahabatan yang dimiliki
  4. Keluarga yang ada dan pertalian keluarga
  5. Pemilikan seseorang
  6. Sifat kepribadian individu secara umum
  7. Tingkah laku seseorang yang spesifik
  8. Minat mereka dan hobi
  9. Keyakinan terhadap sesuatu akan nilai-nilai
  10. Sikap mereka terhadap diri
  11. Hubungan mereka dengan lawan jenis
  12. Perbandingan diri dengan orang lain

Dari berbagai pendapat yang tertulis di atas, maka kita dapat ambil kesimpulan bahwa isi dari konsep diri itu meliputi aspek penampilan, aspek kepribadian, aspek kecerdasan, aspek kesehatan dan kondisi fisik seseorang, keluarga mereka, hubungan sosial yang dilakukan, penyesuaian diri dengan orang-orang yang berada disekitar serta lawan jenis, bakat diri dan minat, juga hobi.

Karakteristik Self Concept

Menurut tokoh yang bernama Jalaluddin Rahmat (1986:104), ia mengatakan bahwa dalam proses menilai dirinya, terdapat seorang individu yang menilai dirinya positif dan ada juga yang menilai dirinya negatif. Maksudnya adalah, orang-orang tersebut memiliki konsep diri positif, namun tidak dipungkiri bahwa terdapat seseorang yang memiliki konsep diri negatif.

Tanda-tanda bahwa individu memiliki konsep diri positif adalah sebagai berikut:

  1. Ia yakin terhadap kemampuan mereka dalam mengatasi problem
  2. Ia memiliki perasaan setara terhadap orang lain
  3. Ia dapat menerima pujian orang lain tanpa rasa malu
  4. Ia sadar bahwa tiap-tiap orang memiliki berbagai perasaan serta keinginan dan juga perilaku yang sebagiannya tidak disetujui masyarakat
  5. Ia mampu dan mau memperbaiki diri sendiri karena ia merasa sanggup mengungkapkan berbagai aspek kepribadian diri yang tidak disenangi dan ia berusaha mengubahnya

Sedangkan tanda-tanda bahwa seseorang memiliki konsep diri yang negatif adalah:

  1. Ia sangat peka terhadap berbagai kritik
  2. Ia sangat responsif menerima pujian
  3. Ia over kritis, serta tidak mampu menghargai dan mengakui kelebihan dari orang lain
  4. Ia lebih banyak merasa tidak disukai orang lain
  5. Ia kerap bersikap pesimis mengenai kompetisi, tandanya rasa enggan terhadap persaingan (Jalaluddin Rahmat,1986:105)

Sejalan juga terhadap hal tersebut, Calhoun (1990:72-74) mengemukakan bahwa wujud konsep diri bisa dibedakan menjadi dua yaitu positif dan negatif yang keduanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Konsep diri positif

  1. Mampu menerima dirinya dengan apa adanya
  2. Memiliki kepribadian stabil dan dapat bervariasi
  3. Mampu menyimpan semua informasi, baik yang negatif maupun yang positif
  4. Mampu memahami dan menerima semua fakta bermacam-macam mengenai dirinya sendiri
  5. Mempu mengenal diri sendiri dengan baik
  6. Mampu menerima diri mereka sendiri, Tentu dapat menerima juga orang lain
  7. Mampu menghadapi kesulitan kehidupan didepannya
  8. Selalu dapat bertindak berani dan tetap sopan

Konsep diri negatif

  1. Cara pandang pada dirinya sendiri kerap tidak teratur
  2. Tidak mempunyai rasa kestabilan serta keutuhan diri
  3. Tidak memahami tentang siapa dirinya, dan juga apa kelebihan serta kelemahannya
  4. Menerima fakta tentang diri selalu menjadi pencetus kecemasan, ada rasa ancaman yang mengancam dirinya
  5. Tidak mempunyai kategori mental tertentu yang dapat dikaitkan terhadap informasi mengenai dirinya
  6. Selalu berusaha melindungi konsep dirinya dengan kokoh atau mengubah atau kerap menolak hal baru
  7. Selalu memandang atau menilai negatif terhadap diri sendiri
  8. Selalu beranggapan diri sendiri tidak berharga, terutama jika dibandingkan terhadap orang lain

Pembentukan dan Perkembangan Konsep Diri

Siapa yang tidak kenal masa remaja? Masa remaja sendiri merupakan masa beralihnya anak-anak menuju ke arah dewasa. Sebagai masa dalam peralihan, masa remaja kerap disebut sebagai masa transisi yang diawali dengan munculnya berbagai perubahan fisik sehingga menimbulkan rasa aneh serta berbeda terhadap orang lainnya. Situasi seperti ini juga daoat mempengaruhi terbentuknya citra fisiknya dan menjadi dasar terbentuknya konsep diri. Menurut Erikson (1968) yang tertuang di Pudjijogyanti (1988:42) menerangkan bahwa keadaan fisik yang muncul pada masa remaja menjadi salah satu sumber terbentuknya identitas diri serta self concept.

Konsep diri merupakan aspek diri paling penting, karena ini bukan hal yang ada sejak lahir pada diri manusia, melainkan sebuah proses yang dipelajari serta dibentuk dari pengalaman seorang individu dalam menjalani ikatan dengan individu lain. Dalam proses interaksi ini, setiap orang akan mendapat berbagai tanggapan. Tanggapan-tanggapan yg orang lain berikan tersebut juga akan dijadikan sebuah cermin oleh setiap orang untuk menilai serta memandang diri mereka sendiri. Jadi, pada dasarnya konsep diri ini terbentuk dari suatu proses dua arah atau umpan balik dari satu individu dengan individu lain (Pudjijogyanti,1988:12). Oleh sebab itu, self concept akan muncul berdasarkan berbagai pengalaman, kebiasaan serta latihan saat berinteraksi terhadap lingkungan.

Setelah seorang anak terlahir di dunia, ia sanggup memberikan berbagai respon terhadap lingkungan sekitarnya, orang yang mereka pertama kali adalah orang tua beserta anggota keluarga yang lain. Ini juga dapat berarti individu tersebut akan menerima timbal balik tanggapan pertama yang berasal dari anggota keluarga. Wujud konsep diri tinggi pada seorang anak dapat diciptakan apabila kondisi sebuah keluarga baik, yang ditandai oleh adanya suatu integritas serta tenggang rasa tinggi yang ada di antara anggota keluarga (Pudjijogyanti,1988:31).

Barulah setelah itu, individu tersebut. akan mampu melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap keluarga, mereka akan berinteraksi terhadap lingkungan baru yang lebih luas lagi. Apa yang terlihat pertama kali pada diri tiap-tiap orang adalah aspek fisik serta jenis kelamin. Oleh karena itu apa yang akan direfleksikan pertama dari individu lain tentang diri individu tersebut adalah keadaan fisik mereka serta jenis kelaminnya. Saat berada pada masa remaja, waktu tersebut adalah waktu yang sangat potensial untuk membangun self concept, karena masa remaja sendiri merupakan masa sulit yang sarat akan tekanan yang membuat individu dapat menemukan identitas dirinya sendiri.

Hal di atas persis seperti pendapat seorang tokoh Singgih D. Gunarso (1983:238) yang mengatakan bahwa konsep diri terbangun atas berbagai tahapan yaitu tahapan primer dan sekunder. Tahap Self Concept primer sendiri terbentuk dari kenyataan dalam bentuk pengalaman seorang individu dengan area terdekat yaitu keluarga mereka, konsep dirinya akan tumbuh dan berkembang melalui perbandingan antara dirinya sendiri dan keluarganya. Tahapan Self Concept sekunder akan terbentuk seketika setelah anak mulai tumbuh, kemudian berinteraksi terhadap lingkungan yang semakin luas sehingga terbangun konsep diri mereka yang lebih berkembang melalui apa yang sudah diperoleh melalui lingkungan tertentu.

LihatTutupKomentar