Trance | Kondisi Hipnosis, Apakah Sama dengan Tidur?

Kali ini kita akan memberikan penjelasan tentang Trance Hipnosis. Sebuah kondisi yang menyerupai tidur.

Kali ini kita akan memberikan penjelasan tentang Trance Hipnosis. Sebuah kondisi yang menyerupai tidur. Seperti Anda yang sering melihat acara televisi akan paham.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi? apakah subjek yang dihipnotis ini sedang benar-benar tidur? ooh ternyata tidak, kondisi ini disebut dengan trance. Kondisi trance sangat baik saat digunakan untuk menanamkan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar subjek.

Pada bagian sebelumnya, saya sudah membahas tentang pikiran bawah sadar. Pada bagian ini, saya akan menjelaskan dengan lebih sederhana lagi. Kali ini saya akan berikan analogi yang mudah sekali.

Trance

Apa itu Trance

Trance adalah suatu kondisi kesadaran di mana seseorang mengalami fokus dan konsentrasi yang mendalam, sering kali disertai dengan penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya.

Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar Ibarat Seseorang yang Berada di Kamar Gelap dan membahwa center. Saat dia menggunakan senter tersebut pada area tertentu, maka area yang terkena center adalah pikiran sadar sedangkan yang gelap itu adalah bawah sadar.

Kita akan cenderung fokus pada bagian yang terkena cahaya dan mengabaikan bagian gelapnya. Itulah yang terjadi saat seseorang fokus pada satu hal. Dalam konteks ini, maka orang yang terlihat tidur di panggung tidak benar-benar tidur.

Orang tersebut hanya fokus kepada satu hal yaitu “KITA” sebagai orang yang memberinya sugesti. Sehingga dia mengabaikan hal-hal lainnya di luar itu.

Trance adalah keadaan hanyut, fokus pada suatu hal dan mengabaikan hal lainnya.

Orang Selalu “nge-trance”, Setiap Hari

Tanpa harus dihipnotis orang lain, tiap hari kita sudah keluar masuk kondisi “trance” ini. Contohnya begini, saat Anda mengendarai kendaraan Anda tidak lagi memikirkan keseimbangan, tidak lagi memikirkan berapa gas yang harus ditarik dan sebagainya. Anda hanya fokus ke jalan dan rute yang ingin Anda lewati.

Sejarah Teori

Trance hipnotis, juga dikenal sebagai hipnosis klinis, memiliki sejarah yang kaya dan berkembang seiring dengan penelitian ilmiah dan praktik klinis. Berikut adalah gambaran tentang sejarah dan perkembangan teori trance hipnotis:

Abad ke-18 dan Awal Abad ke-19:

Praktik hipnosis primitif telah ada sejak zaman kuno, namun istilah “hipnosis” pertama kali diperkenalkan oleh dokter Austria, Franz Mesmer pada abad ke-18. Mesmer mempraktekkan apa yang disebutnya “magnetisme hewan” atau “mesmerisme” untuk mengobati berbagai gangguan fisik dan psikologis.

Abad ke-19 Pertengahan:

James Braid, seorang dokter Inggris, memainkan peran penting dalam perkembangan teori hipnosis modern. Pada tahun 1841, Braid memperkenalkan istilah “neurohipnotisme” untuk menggantikan istilah Mesmer “magnetisme hewan”. Braid lebih menekankan pada peran otak dan mekanisme psikologis dalam fenomena ini.

Akhir Abad ke-19:

Pada akhir abad ke-19, Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis, mulai mengeksplorasi hipnosis sebagai metode untuk akses ke alam bawah sadar klien. Freud kemudian beralih dari hipnosis ke teknik analisis bicara yang lebih terkenal.

Awal Abad ke-20:

Pengaruh Emile Coué, seorang apoteker dan psikolog Prancis, terasa melalui konsepnya tentang oto-sugesti positif. Ia meyakini bahwa seseorang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraannya dengan mengulang afirmasi positif.

Abad ke-20 Pertengahan:

Milton Erickson, seorang psikiater dan psikolog Amerika, adalah figur penting dalam pengembangan hipnoterapi modern. Erickson mengembangkan pendekatan yang lebih terbuka, mengizinkan variasi dan fleksibilitas dalam induksi hipnosis.

Abad ke-20 Hingga Saat Ini:

Pada pertengahan hingga akhir abad ke-20, praktik hipnotis semakin diakui sebagai bentuk terapi yang efektif dalam psikologi klinis. Organisasi profesional dan lembaga akademik memulai pelatihan dan sertifikasi dalam hipnoterapi.

Pentingnya Penelitian Ilmiah:

Seiring dengan perkembangan praktik klinis, penelitian ilmiah tentang hipnosis juga terus berkembang. Studi-studi neurosains modern telah memberikan wawasan mendalam tentang mekanisme otak yang terlibat dalam keadaan trance hipnotis.

Pengakuan dan Regulasi:

Saat ini, banyak negara mengakui dan mengatur praktik hipnotis. Terdapat organisasi profesi dan lembaga sertifikasi yang menetapkan standar dan etika dalam praktik hipnoterapi.

Dapatkan ebook platium hypnotist, sebuah ebook yang sangat sederhana untuk memeplajari hypnosis dasar. Bahkan untuk Anda yang benar benar awam dari NOL. Cek di tombol bawah ini:

Dua Jenis Trance

Dalam dunia psikologi dan hipnoterapi, trance dapat dibagi menjadi dua kategori umum: trance empowering dan trance disempowering.

Trance Empowering (Pemberdayaan)

Tujuan Positif: Trance empowering bertujuan untuk memperkuat individu. Dalam keadaan ini, seseorang dapat mengakses potensi dan sumber daya tersembunyi yang mungkin tidak terjangkau dalam keadaan sadar biasa.

Manfaat:

  • Meningkatkan kreativitas.
  • Meningkatkan fokus dan konsentrasi.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi.
  • Mengatasi rasa takut atau kecemasan.
  • Meningkatkan keterampilan komunikasi dan performa di berbagai bidang.

Contoh Aplikasi:

  • Terapi hipnotis untuk meningkatkan keterampilan olahraga atau seni pertunjukan.
  • Pelatihan keterampilan kepemimpinan dan manajerial.

Trance Disempowering (Penurunan Daya)

Tujuan Negatif atau Tidak Diinginkan: Trance disempowering adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kontrol atau kepercayaan diri, dan mungkin lebih rentan terhadap pengaruh eksternal yang merugikan.

Potensi Risiko:

  • Potensi untuk memanfaatkan atau memanipulasi individu dalam keadaan trance ini.
  • Potensi mengakses dan memperkuat ketakutan atau trauma yang ada.
  • Potensi untuk menciptakan sugesti negatif atau perilaku yang tidak diinginkan.

Contoh Aplikasi:

  • Penggunaan hipnotis untuk tujuan manipulatif atau mengambil keuntungan dari orang lain.
  • Mungkin terjadi dalam situasi di mana seseorang merasa terjebak dalam situasi yang mengintimidasi atau tidak aman.

Penting untuk diingat bahwa trance dalam konteks psikologi dan hipnoterapi harus dilakukan dengan etika dan integritas. Seorang praktisi terapis harus selalu bertanggung jawab dan memastikan bahwa tujuan trance selalu positif dan bermanfaat bagi klien.

Selain itu, hipnotis profesional harus menghormati etika dan batasan hukum yang berlaku, dan sebaiknya bekerja di bawah supervisi atau lisensi yang diperlukan. Jika Anda tertarik untuk menjalani sesi trance, pastikan untuk mencari praktisi atau terapis yang terlatih dan memiliki reputasi baik.

Proses Trance Hipnotis

Proses Trance Hipnotis melibatkan serangkaian langkah untuk memindahkan individu ke dalam keadaan trance atau kondisi sugesti yang mendalam. Berikut adalah tahapan-tahapan utama dari proses ini:

Persiapan dan Suasana

  • Lingkungan Fisik: Tempat di mana hipnosis dilakukan harus nyaman, tenang, dan bebas dari gangguan atau distraksi yang dapat mengganggu konsentrasi klien maupun praktisi hipnotis.
  • Kondisi Psikologis Klien: Klien harus merasa rileks, terbuka, dan percaya pada praktisi hipnotis. Ini dapat dicapai dengan menghilangkan kecemasan atau keraguan yang mungkin ada.

Induksi Trance

  • Metode Induksi Trance: Ada berbagai macam metode untuk menginduksi trance, termasuk metode sugesti langsung, metode relaksasi progresif, dan visualisasi. Beberapa teknik klasik termasuk hirupan dalam (counting down), metode Elman, dan metode Ericksonian.
  • Respons Klien: Klien perlu merespons sugesti dan arahan dari praktisi hipnotis. Ini bisa berupa relaksasi fisik, perubahan dalam persepsi, atau gejala fisik lainnya yang menunjukkan klien bergerak menuju keadaan trance.

Vertikal dan Horisontal Suggestibility

  • Vertikal Suggestibility: Mengacu pada tingkat kemampuan klien untuk menerima saran atau instruksi dari praktisi hipnotis. Beberapa orang lebih responsif terhadap sugesti, sementara yang lain mungkin membutuhkan lebih banyak waktu atau teknik yang berbeda.
  • Horisontal Suggestibility: Mengacu pada jenis sugesti atau arahan yang paling efektif untuk klien. Beberapa orang mungkin merespons lebih baik terhadap sugesti yang bersifat visual, sementara yang lain lebih responsif terhadap sugesti yang bersifat auditori atau kinestetik.

Pemeliharaan dan Mendalamkan Trance

  • Setelah trance tercapai, praktisi hipnotis perlu mempertahankan dan memperdalam keadaan tersebut.
  • Ini dapat melibatkan memberikan sugesti lebih lanjut untuk menciptakan pengalaman yang mendalam, memperkuat sugesti sebelumnya, atau memandu klien melalui visualisasi atau perjalanan imajiner.

Penting untuk diingat bahwa dalam seluruh proses trance ini, klien tetap memegang kendali penuh atas diri mereka sendiri. Mereka tidak akan melakukan atau menerima saran yang melanggar nilai atau moral mereka.

LihatTutupKomentar