Apa itu Eksibisionis? Cek Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Sebelum kita bahas soal apa itu eksibisionis, pastinya kamu sudah pernah mendengar kasus yang populer di Bandara YIA kan? Nah.. ada cewek yang –entah iseng atau emang punya gangguan– merekam dirinya lagi ngelakuin “self-service”.
Jadi semenjak era sosial media menyerang, makin banyak orang yang aneh di dunia ini. Beneran deh, kamu juga pasti sering ngelihat orang posting bagian intim tubuhnya sendiri seliweran dimana-mana.
Seolah-olah mereka itu pengen banget orang lihat “ini gue sexy lhoo”, “nih boobs gue gede”. Tulisan ini nggak bakalan bahas soal eksibisionis itu BENAR atau SALAH, tapi kita lihat ini dari sudut pandang fenomena.
gambar dari: www.trans7.co.id |
Sah-sah saja mereka ngelakuin ini, kalau kamu mau juga silahkan saja. Tapi ingat, ada konsekwensi dalam setiap perbuatan. Jadi kalau kamu siap dengan konsekwensinya, ya silahkan.
Eksibisionis memang bukan hal baru, banyak yang diam-diam memiliki fantasi ini. Namun jaman dulu belum ada platform yang mewadahi orang-orang ini.
Ada sebagian orang yang mempertontonkan ini karena alasan uang, dan ada yang mempertontonkan ini karena alasan ketenaran, dan kita nggak bakalan bahas itu. Yang dibahas di sini adalah mereka yang mencari “KEPUASAN” dari mempertontonkan alat kelamin mereka.
Apa itu Eksibisionis?
Jadi setelah ane baca-baca dari Psychologi Today nih. Ternyarata Eksibisonis itu masuk dalam penyimpangan seksual atau bahasa kerennya parafilia.
Mereka biasanya orang-orang yang punya fantasi untuk ngasih liat alat kelamin mereka pada orang asing. Semakin banyak orang yang melihatnya, mereka semakin puas dan semakin terangsang.
Bahkan banyak orang yang bilang kalau eksibisionis ini masuk dalam orang yang sakit jiwa secara seksual. Mereka menganggap perilaku ini bukan hal yang normal dipandang dari sudut manapun.
Penyebab
Bagi manusia normal yang tidak terganggu, pastinya orang semacam ini dianggap aneh. Tapi sebenernya apa sih penyebab orang bisa ngelakuin eksibisionis?
Ternyata, eksibisionis punya banyak penyebab. Bisa karena orang-orang yang menyalahgunakan alkhohol, narkotika, dan sebagainya.
Umumnya, orang-orang dengan gangguan ini biasanya memiliki masalah pada masa lalunya. Bisa karena trauma pelecehan seksual, bisa karena traumatik bullying, bisa juga karena keasyikan seksual pada masa anak-anak.
Orang-orang yang di masa lalunya sering mengalami bullying karena dianggap jelek, terasingkan, atau sebab lainnya bisa juga berpotensi menggugah jiwa eksibisionis mereka untuk mendapat pengakuan dari orang lain.
Dengan pengakuan orang lain, maka ia menganggap dirinya sudah diterima dalam lingkungan sosial.
Orang dengan gangguan ini juga sering dicap sebagai orang “hyperseks“. Jelas aja, karena cara mereka mempertontonkan alat vitalnya pada orang lain.
Gejala Eksibisionis
Nah ini nih, kalau kamu punya kecenderungan atau dorongan untuk mempertontonkan kemaluanmu itu. Dan itu berlangsung terus menerus, kamu perlu waspada pada dirimu sendiri.
Bahkan kalau kamu udah ada di tingkat melakukan masturbasi / hubungan seksual dan ingin selalu ditonton oleh orang lain baik secara langsung maupun online, artinya kewaspadaan kamu harus ditingkatkan.
Ingat sekali lagi, Eksibisionis ini melakukan ini bukan karena motif uang tapi kepuasan saat melakukan ini. Kalau mereka yang melakukan ini hanya karena motif ekonomi saja, maka pastinya tidak masuk dalam pembahasan.
Itu namanya dagang bro… bukan eksibisionis!
Baca Juga: Artikel Psikologi Lainnya
Nah, uniknya orang-orang ini. Mereka ini sudah puas saat mempertontonkan alat kelaminnya, jadi seringnya nggak pengen lebih gitu. Maksudnya nggak pengen terus ke “ngewe” gitu..
Cara Mengatasinya
Kalau kamu ngerasa kamu udah sering merasakan dorongan mempertontonkan alat kelaminmu, dan dorongan tersebut serasa bertambah tiap harinya. Maka segeralah lakukan hal-hal yang bisa membantumu seperti:
Datang Ke Ahlinya
Datanglah ke psikiater, dokter, atau psikolog terdekat. Konsultasikan apapun yang kamu rasakan dan keluhkan. Biasanya mereka akan terlebih dahulu mendengar ceritamu mengenai kecenderungan eksibisionis ini secara lengkap baru kemudian melakukan diagnosis.
Jangan lakukan self-diagnosis karena itu akan sangat berbahaya bagi kesehatan mental dan fisikmu. Biarkan ahli yang melakukan hal ini.
Setelah diagnosis, biasanya kamu akan diberikan treatment yang sesuai. Baik dengan terapi secara mental menggunakan pendekatan psikoterapi maupun pengobatan dengan dukungan obat medis.
Apabila kamu malu, ragu, bingung untuk cerita tentang keluhan eksibisionis ini, kamu bisa cari layanan konsultasi online. Ada banyak sekali layanan psikologi online atau dokter online di intenet.
Cari Support Group
Maksud support grup ini bukan grup yang mendukung tindakan eksibisionis ini ya. Tapi grup terapi untuk meringankan dorongan dan kecenderungan melakukan ini.
Kamu bisa mencari lingkungan yang lebih baik dengan oran-orang yang lebih baik. Misal menyibukkan diri di lingkungan sosial dan aktivitas charity.
Kamu juga bisa masuk ke komunitas agamamu, sehingga kamu sering bertukar pikiran dan menyibukkan diri dari fantasi eksibisionis tersebut. Semoga tulisan ini membantu kamu menambah wawasan.