12 Presuposisi NLP ( Neuro Linguistic program ) & Penjelasannya

Presuposisi dalam NLP ini boleh dikatakan sebagai prinsip dasar, atau asumsi dasar yang akan melandasi seluruh pengetahuan mengenai NLP.

Sebelum Anda membaca mengenai PRESUPOSISI NLP, silahkan terlebih dahulu berkenalan dengan apa itu NEURO LINGUSTIC PROGRAM. Sehingga saat Anda sampai pada halaman ini tidak terlalu bingung.

Presuposisi dalam NLP ini boleh dikatakan sebagai prinsip dasar, atau asumsi dasar yang akan melandasi seluruh pengetahuan mengenai NLP. Jika mendefinisikan ini dengan sedikit baku, presuposisi bisa memiliki definisi kurang lebih dengan dua kata yaitu Asumsi Dasar. Kurang lebih menjadi satu set asumsi yang mendasari munculnya berbagai ragam pemikiran.

Sebelum mengenal teknik NLP, biasanya orang harus paham dan mengerti mengenai prinsip ini. Presuposisi memiki posisi sebagai falsafah dalam dunia NLP, semua teknik yang nantinya digunakan akan dilandaskan pada prinsip-prinsip ini.

12 Presuposisi NLP

12 Presuposisi dalam NLP

Ada 12 presuposisi yang akan dibahas, ini adalah yang paling sering dibahas dalam pelatihan sertifikasi dan familiar untuk semua praktisi:

Presuposisi 1: The map is not the territory

Peta bukanlah wilayah

Presuposisi pertama ini sangat populer dikalangan para praktisi. Penjelasannya sederhana, setiap orang memiliki peta pikirannya sendiri (Map). Bahasa kerennya RI ( Realitas Internal ). Mereka memandang sesuatu berdasarkan apa yang telah mereka pelajari selama ini.

Namun kenyataan (Territory) bukanlah apa yang ada dalam otak kita. Kenyataan adalah kenyataan, sesuatu yang berada di luar diri kita sendiri. Bahasa populer untuk istilah ini adalah RE ( Realitas Ekternal ).

Pada intinya, apa yang terjadi di luar diri kita pada dasarnya bersifat netral. Setelah itu ditangkap oleh pikiran kita dan masuk dalam realitas internal, maka peristiwa tersebut akan diberi makna sesuai dengan peta yang kita miliki.

Contoh: Buah durian adalah buah durian. Namun setiap orang akan menilai durian itu dengan peta pikiran yang mereka punya. Ada yang mengatakan “oh enak”, ada juga yang mengatakan “oh bau”, “oh menjijikan”, “oh mahal”, dan sebagainya.

Dalam kasus ini bukan perkara benar atau salah, namun setiap orang memiliki petanya sendiri melihat sesuatu. Orang dengan dasar presuposisi NLP yang baik akan melihat hal ini dengan bijak.

Presuposisi 2: Everyone Lives in Their Own Unique Model of The World

Setiap orang hidup dalam model dunianya sendiri yang unik

Seperti yang dikatakan pada presuposisi pertama, tiap orang akan menjalani hidup berdasar dengan model dunianya sendiri. Model dunianya berasal dari berbagai macam hal yang ia dapat semenjak dia kecil. Ada orang yang memandang dunia optimis, ada pula yang pesimis.

Ada orang-orang yang suka berbuat baik, ada yang tidak suka, ada yang kadang-kadang. Semua berdasarkan model dunia dalam pikirannya sendiri. Dengan memahami presuposisi nomor dua ini, tentu akan sangat membantu kita memahami bahwa manusia memiliki dunianya sendiri di kepala mereka.

Presuposisi 3: Experience Has a Structure

Semua pengalaman punya struktur

Pengalaman entah itu buruk ataupun pengalaman baik pasti memiliki struktur. Struktur sendiri pasti dibentuk berdasarkan beberapa element penting. Perbedaan struktur dan elemen akan menghasilkan pengalaman yang berbeda.

Cobalah pikirkan satu pengalaman dari dirimu sendiri saat ini, boleh pengalaman baik atau buruk. Lalu cobalah untuk membedah struktur pembentuk dari pengalaman tersebut. Lihatlah berbagai unsur yang membentuknya coba pikirkan kembali, bagaimana cara berpikir Anda saat itu, bagaimanakah Anda bertindak, bagaimanakah perasaan Anda saat itu.

Ya.. itulah yang membentuk pengalaman Anda. Menarikya presuposisi ini adalah, saat seseorang mengubah dengan sengaja ataupun tidak sengaja struktur tersebut maka hal tersebut akan mengubah cara mereka memandang pengalamannya.

Presuposisi 4: If What You Are Doing isn’t Working, Do Something Else

Jika apa yang Anda lakukan tidak berhasil, coba cara lain.

Presuposisi ini terlihat sederhana, tapi banyak orang tidak melakukannya dengan baik. Biasanya terjadi pada terapist dalam menangani kliennya. Terapist tersebut sudah melakukan satu hal untuk membantu kliennya namun cara yang ia lakukan gagal, dan ia mencoba kembali cara yang sama terus menerus.

Apapun yang Anda lakukan dalam kehidupan ini, jika satu cara tidak berhasil maka jangan takut untuk mecoba cara lain. Ingatlah ada pepatah lama, banyak jalan menuju Roma.

Presuposisi 5: If One Person Can Do Something, Anyone Can Learn To Do It

Jika seseorang dapat melakukannya, maka semua orang juga bisa.

Presuposisi ini terdengar seperti kalimat motivasi, sayangnya bukan. Ini adalah asumsi dasar dalam NLP. Bagi beberapa orang hal ini aneh, karena menganggap tiap orang memiliki bakat masing-masing.

Ada satu teknik NLP yang disebut modelling, yang berguna untuk meniru kemampuan dan keterampilan orang lain. Teknik ini digunakan untuk Anda yang ingin mencapai sesuatu seperti orang lain. Meskipun tidak akan sama 100% hasilnya, tapi banyak yang telah membuktikannya.

Presuposisi 6: The Person With The Most Flexibility Will Control The System

Orang yang paling lentur, adalah mereka yang akan mengendalikan sistem

Maksud dari presuposisi ini adalah agar orang menjadi fleksibel dan tidak kaku dalam menjalankan teknik NLP. Seperti pada presuposisi nomor 4, jika satu cara tidak berhasil maka cobalah cara lain. Orang – orang yang terpaku dan terpenjara dengan struktur yang mereka miliki biasanya tidak akan kemana-mana.

Presuposisi 7: Choice is Better Than No Choice

Membuat pilihan lebih baik daripada tak ada pilihan

Setiap hari dalam hidup kita melakukan banyak pilihan, mulai dari baju apa yang dipakai, makan apa nanti dan pergi kemana besok. Banyak sekali pilihan yang kita buat. Sayangnya dalam beberapa hal tertentu kadang kita merasa “tidak punya pilihan”.

Tidak punya pilihan membuat Anda lebih panik, terburu-buru dan jatuh pada keputusan yang buruk. Pastikan kita selalu membuat banyak opsi pilihan dalam setiap kondisi, sehingga lebih berpikir jernih. Satu pilihan akan membuat kita terdesak, dua pilihan membuat kita dilema, maka buatlah tiga atau empat pilihan dalam satu situasi itu berarti Anda memiliki pilihan.

Ingat kembali presuposisi pertama tadi, bisa jadi kita hanya memiliki satu pilihan karena kita ada dalam peta kita sendiri. Bukan di wilayah yang sebenarnya. Kan?

Baca Juga: Meta Model NLP

Presuposisi 8: Life, Mind and Body Are One System

Tubuh dan Pikiran adalah satu sistem

Presuposisi ini adalah yang paling mudah dan singkat untuk dijelaskan. Tubuh, pikiran dan perasaan pada dasarnya adalah satu sistem yang saling terhubung dan saling memengaruhi. Bayangkan jika Anda sedang sakit gigi, apakah pikiran dan perasaan Anda ikut kacau? Tentu saja.

Untuk mengubah pikiran, kita juga dapat menggunakan fisik. Contoh, saat penat maka pergilah sejenak dan berolahraga ringan. Pikiran akan jauh lebih jernih.

Presuposisi 9: The Meaning of a Communication is The Response You Get

Makna sebuah komunikasi ialah respon yang Anda dapatkan

NLP mengajarkan seseorang untuk jeli dalam melihat respon lawan bicara. Respon tersebut bisa diperhatikan dari berbagai macam hal seperti gesture, pergerakan bola mata, dan sebagainya. Setiap respon yang muncul diperhatikan, dianalisa dan digunakan kembali untuk mencapai tujuan komunikasi orang tersebut.

Presuposisi 10: Underlying Every Behavior is a Positive Intention

Setiap prilaku mempunyai intensi positif

Hal ini mirip dengan asas praduga tak bersalah. Seburuk apapaun sebuah perilaku, pasti ada keinginan positif yang dicapai dari seseorang. Memahami presuposisi ini akan membuat kita menjadi lebih sedikit menghakimi seseorang.

Presuposisi 11: People Make The Best Choices Available To Them

Manusia membuat keputusan terbaiknya berdasarkan pilihan yang ada untuk mereka.

Manusia cenderung mengambil keputusan dari apa yang mereka anggap mereka miliki. Ingat kembali presuposisi nomor 7, kita bisa membuat pilihan lebih banyak. Apabila kita berada dalam satu situasi yang seolah-olah hanya ada satu pilihan, maka cobalah berpikir dengan cara yang lain. Tambah pilihan yang mungkin saja masih tersedia.

Presuposisi 12: There’s No Such Thing As Failure Only Feedback

Tidak ada sesuatu yang disebut Kegagalan, hanya ada timbal balik.

Presuposisi kali ini akan sangat membantumu seseorang dalam keadaan terpuruk. Apabila seseorang mendapatkan bahwa apa yang tidak dilakukan tidak berhasil, maka itu bukanlah kegagalan yang perlu diratapi. Itu hanyalah bagian dari proses, hasil dari sebuah keputusan yang dibuat.

Dari timbal balik yang didapat tersebut manusia dapat belajar untuk memperbaiki dan mencari cara yang lain untuk berhasil.

Nah, itulah tadi pembahasan tentang Presuposisi dalam NLP. Pastinya akan ada tambahan lagi di waktu yang akan datang. Untuk saat ini selamat menikmati. Semoga Bermanfaat!

LihatTutupKomentar