Teori Abraham Maslow, Kebutuhan & Kepribadian - Hierarchy Of Needs
Teori Abraham Maslow dikenal karena termasuk dalam aliran psikologi humanistik, ia dikenal melalui buku mazhab ke tiga dalam psikologi yang banyak menguliti diri manusia. Maslow adalah seorang psikolog profesional dengan kiblat dalam aliran behavioris, walaupun memang ia tidak bisa secara penuh meninggalkan aliran dari Freud maupun Gestalt.
Cara Teori Abraham Maslow melihat perilaku manusia ternyata banyak mengupas mengenai berbagai hal yang masih berhubungan dengan berbagai kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar yang dimaksud olehnya tidak hanya mengenai kebutuhan material, tetapi juga bersifat rohani / spiritual. Kebutuhan dasar manusia ternyata dimotivasi dari dua dorongan yaitu motive kemunduran (deficiency motivation) serta motive perkembangan (growth motivation).
Teori Abraham Maslow mengatakan orang dengan kesehatan mental dirinya yang kurang baik akan lebih gampang terpuaskan perihal kebutuhan dasarnya itu, dan tentunya orang yang punya sakit mental akan lebih sulit untuk merasa puas terhadap apa yang menjadi kebutuhan dasar mereka, bahkan mereka akan terus menerus merasa kurang.
Menurut aliran psikologi humanistik, manusia merupakan makhluk yang memiliki kebebasan dan punya martabat, manusia selalu bergerak menuju pengungkapan potensi diri saat lingkungan memungkinkan untuk melakukannya.
Aliran Psikologi satu ini juga adalah suatu gerakan dengan landasan berpikir pada filsafat eksistensialisme (setiap manusia memiliki kekuatan dan kebebasan memilih tindakan, mewujudkan sendiri nasib/ keberadaan lalu bertanggungjawab terhadap pilihan serta keberadaannya.
A. Tentang Eksistensialisme dan Humanistik dari Teori Abraham Maslow
- Manusia merupakan pembuat keputusan atas tingkah laku serta pengalaman dirinya sendiri (manusia merupakan agen dalam kondisi sadar, bebas menentukan pilihan atau memilih setiap tindakan mereka agar menjadi makhluk yang bebas serta bertanggungjawab.
- Becoming, manusia bukan dilahirkan untuk diam, mereka selalu berada pada proses untuk selalu bertumbuh jadi sesuatu yang berbeda dari dirinya sebelumnya, hal ini dapat terwujud bila lingkungannya memungkinkan.
- Perspektif Fenomenologis, manusia berladas pada fenomena pengalaman subyektif dan ini merupakan hal utama, intinya adalah menekankan fokus pada kesadaran manusia. Perasaan yang subyketif serta pengalaman personal dari individu saat mereka dalam berinteraksi terhadap dunia sosialnya.
B. Ajaran Dasar Teori Abraham Maslow
- Manusia sebagai sistem yang integral. Prinsip keseluruhan / holistik, motivasi mempengaruhi manusia secara total, bukan separuh-separuh, hanya ada kebutuhan individu, bukan kebutuhan bulut atau perut.
- Penyelidikan dengan subjek hewan akan mengaburkan nilai kemanusiaan. Manusialah yang seharusnya menjadi subjek dalam memahami tingkah laku.
- Manusia memiliki dasar pembawaan yang baik, apabila kejahatan itu adalah hasil dari lingkungan.
- Manusia punya potensi agar berubah kreatif dengan lingkungan yang mendukung.
- Teori Abraham Maslow Menekankan terhadap kesehatan psikologis manusia.
C. Kebutuhan Dasar manusia (Hierarchy Of Needs)
Keseimbangan (homeostatis) merupakan prinsip dasar dalam pemenuhan kebutuhan. Dibagi menjadi dua kutub (atas dan bawah). Being Needs (kutub atas) dan Defisit Needs (kutub bawah).
Aktualisasi diri dicapai apabila seseorang dapat mencapai kutub atas (Being Needs). Dimulai dengan kebutuhan yang paling dasar yaitu Defisit Needs (Fisik, Kemanan, Rasa Dicintai, dan Harga Diri)
Being Needs ialah sesuatu yang akan menjadi motivasi pertumbuhan seseorang (kebutuhan untuk ada). Kebutuhan Dasar Seorang Individu menurut Teori Abraham Maslow tersusun atas:
Kebutuhan fisologis (fisik/ physiological needs)
Kebutuhan ini berkaitan langsung terhadap kelangsungan hidup individu dan tidak mungkin ditunda pemuasannya. Contoh kebutuhan ini adalah makan, tidur, minum, buang air, berkembang biak.
Kebutuhan ini merupakan fondasi dan bersifat mendesak untuk pemuasannya jika dibandingkan kebutuhan lainnya. Individu tidak berpindah menuju pemuasan kebutuhan lainnya sebelum fisik ini terpenuhi. Contohnya manusia yang sangat lapar, mereka akan terdorong kegiatan apa saja agar dorongan perutnya terpenuhi, bahkan bisa saja perbuatan tersebut tidak normative.
Orang dengan keadaan mental yang tidak sehat cenderung tidak pernah puas dalam memnuhi kebutuhan ini.
Kebutuhan akan rasa aman (need for self security).
Setelah kebutuhan pertama terpenuhi (fisiologi), biasanya manusia akan memiliki kebutuhan berikutnya. Kebutuhan ini adalah rasa aman, perlindungan, bebas dari ketakutan, ketergantungan, bebas dari kecemasan dan sebagainya. Mereka yang tidak dapat memenuhi rasa aman pada dirinya biasanya memunculkan respon berupa ekspresi seperti menarik diri untuk menghindari dari rasa terancam.
Umumya orang dewasa yang sehat biasanya tidak bermasalah dengan ini, kecuali orang dengan gangguan neurosis. Harmonisasi dalam hidup adalah harapan seorang anak dalam rangka mendapatkan kemananan, maka dari itu perpisahan, tekanan fisik, kemarhan, dan konflik adalah hal yang menakutkan.
Kebutuhan akan rasa cinta (need for love and belongingness).
Tingkatan berikutnya dari kebutuhan dasar dalam teori Abraham maslow adalah rasa cinta. Ini adalah tingkatan berikutnya setelah rasa aman. Hal ini terkait keinginan manusia untuk berinteraksi dengan individu lain secara emosional, baik secara keluarga maupun masyarakat.
Cinta menurut pandangan teori ini memiliki orientasi terhadap kasih sayang, bukan mengenai seksualitas seperti psikoanalisis. Cinta merupakan kebutuhan pokok untuk perkembangan dan pertumbuhan manusia. Jika kebutuhan ini terhambat, maka dapat muncul masalah penyesuaian. Rasa saling percaya merupakan hubungan yang sehat, kasih sayang merupakan cinta yang sebenarnya. Keduanya memberi dan menerima.
Kebutuhan akan rasa dimiliki dan memiliki (need for belonging)
Keterikatan dalam kasih sayang adalah bagian dari kebutuhan seseorang. Cinta bukan tetnang seks, tapi saling memiliki dan memberikan kasih sayang secara psikologis. Orang yang kekurangan cinta pada awal masa perkembangannya akan kesulitan melakukan penyesuaian diri.
Cinta dan kasih sayang bersifat memberi dan menerima. Kedekatan dari cinta dan kasih sayang ini akan terwujud melalui hubungan baik persaudaraan, persahabatan, atau pasangan hidup. Semua hal tersebut memiliki rasa dimiliki dan memiliki, hubungan yang dalam.
Kebutuhan akan harga diri (need for self esteem)
Setiap orang memilki rasa ingin dihargai yang perlu dipenuhi. Orang dengan kebutuhan penghargaan yang terpenuhi akan memiliki pandangan positif terhadap dirinya sendiri, hal ini akan membantu mereka menjauh dari gangguan patologis. Budaya dan lingkungan sosial yang positif dan menghargai secara postitif pada orang lain dapat mendukung perasaan saling memiliki terhadap lingungannya.
Sumber harga diri ini bermuara dari 2 hal, pertama diri sendiri, yaitu percaya diri, kemampuan, kekuatan dan keinginan, prestasi, kecukupan. Kedua orang lain, yaitu: perhatian, dominasi, status, gengsi, prestise, pengakuan, martabat serta apresiasi.
Mereka dengan harga diri yang terpenuhi akan lebih percaya diri dan produktif, sebaliknya mereka yang kekurangan harga diri akan merasa minder, kurang percaya diri, dan tidak berdaya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang putus asa dan beralih pada perilaku neurotik.
Agar seseorang tumbuh dan berkembang dengan sehat dan memiliki kestabilan harga diri maka mereka perlu mendapat penghargaan dengan wajar dari luar dirinya. Penghargaan yang wajar dan nyata perlu diberikan, bukan dari nama besar, kekayaan atau hanya sanjungan kosong.
Dalam Teori Abraham Maslow, ia berkata bahwa sesuati yang dipandang menjadi kebutuhan dasar itu apabila memenuhi beberapa syarat:
- Ketidakhadirannya memunculkan penyakit
- Hadirnya hal tersebut mencegah penyakit
- Pemulihannya menghadirkan penyakit
- Saat keadaan kekurangan akan lebiuh diutamakan
- Untuk orang dengan sakit, maka kebutuhan itu menjadi lemah
Walaupun semua kebutuhan telah terpenuhi, ternyata ada juga orang yang tetap merasa tidak terpuaskan. Hal ini dapat menimbulkan kegelisahan, perasaan tersebut timbul karena potensi diri yang ada belum mengalami aktualisasi.
Aktualisasi Diri (need for self actualization)
Keinginan aktualisasi diri timbul melalui dirinya sendiri, hal ini tidak dipengaruhi faktor luar. Terdapat hambatan dalam melakukan aktualiasi diri yang berasal dari diri sendiri yaitu ketidaktahuan, keraguan, takut mengungkapkan potensi dirinya. Berikutnya adalah faktor eksternal yaitu budaya dan masyarakat yang tidak mendukung hal tersebut.
Aktualisaasi diri adalah tingkat tertinggi kebutuhan manusia. Hal ini didorong dari kebutuhan untuk bernilai tinggi yang sering di sebut metamotivation (being values). Kebutuhan yang ada pada mansuia didorong dari dua motivasi yang mereka milki, yaitu kekurangan (deficiency motivation) maupun pertumbuhan (growth motivation).
Basic Needs dalam Teori Abraham Maslow memang bersifat hierarkis, tapi dalam pertumbuhan tidak selalu berjalan demikian. Seseorang yang memiliki hambatan pada metamotivation akan terganggu dalam metapathology. Manusia memiliki dua arah hidup, yaitu pilihan untuk mundur atau pilihan untuk maju (regressive choice atau progressive choice).
Karakteristik individu yang melakukan aktualisasi diri diantaranya: mampu menerima diri sendiri, menerima orang lain dan takdir, melihat realita seperti adanya dan efisien, otonom, kesadaran sosial, struktur watak yang demokratis, mampu membedakan tujuan dengan cara, kewajaran dan kesederhanaan, humor yang filosofis dan tidak menciptakan permusuhan, daya tahan terhadap budaya, kreatifitas yang tinggi.
D. Kemampuan Manusia
Manusia punya kemampuan bersikap spontan, penuh perhatian terhadap manusia lain, spontan, ingin tahu, berkembang secara berkelanjutan, mencintai dan dicintai. Pengalaman dari setiap orang di masa lampau dapat hadir di masa kini melalui dirinya. Mereka bertumbuh dan berkembang.
Namun beberapa orang tidak bisa bertumbuh dan berkembang secara maksimal, penyebabnya ialah lemahnya dorongan untuk tumbuh, biasanya disebabkan karena kebiasaan buruk, lingungan atau budaya serta pendidikan yang kurang mumpuni. Ada juga yang takut pada naluri, memandang hal tersebut memiliki sifat kebinatangan. Ragu-ragu pada kemampuannya sendiri juga dapat memengaruhi.
E. Kepribadian dan perkembangan psikologis Menurut Teori Abraham Maslow
Dalam Teori Abraham Maslow, kepribadian dipandang sebagai kemampuan indivodu untuk memenuhi tuntutan dari kebutuhan dasar manusia. Hal ini dipengaruhi juga berdasarkan faktor budaya dan lingkungan sosial. Terpenuhinya segala kebutuhan dasar yang ditulis di atas dapat menyebabkan seseorang lebih sehat, efektif, dan sebaliknya orang dengan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar menunjukkan ciri psikopatologis.
Kepribadian yang matang pada seseorang akan membuat seseorang mampu menghargai dirinya sendiri, tidak akan bergantung terhadap orang lain. Penghargaan yang mereka terima dari luar dirinya adalah hal yang layak untuk mereka terima, mereka tidak memerlukan pengakuan semu dari orang lain. Tidak hanya itu, kontrol diri dan menerima kelemahan maupun kesalahan diri juga dimiliki oleh kepribadian matang. Mereka cenderung dapat sangat mandiri serta mencintai orang lain, memiliki dorongan yang sehat untuk mengembangkan diri yang dikendalikan oleh dirinya sendiri, bukan didorong oleh masyarakat dan lingkungan.
Contohnya adalah mereka yang menikah karena kesiapan akan berbeda dengan mereka yang menikah karena lingkungan mengatakan mereka sudah terlalu tua.
Sehatnya kepribadian orang akan terwujud dalam cara mereka menemukan kebahagiaan saat membantu orang lain. Selain itu mereka tidak bingung membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Menurut penelitian, manusia yang bisa memenuhi kebutuhan dasarnya ternyata jumlahnya sangat sedikit yaitu 2% dari satu populasi.
F. Pentingnya Pendidikan Menurut Teori Abraham Maslow
Dalam ranah pendidikan, Teori Abraham Maslow tetap melihat betapa pentingnya fase anak-anak. Bayi-bayi saat usia 18 bulan awal jika tidak terpenuhi kebutuhan kasih sayangnya akan tumbuh dengan gangguan mental serius. Anak yang merasa setengah diabaikan berpotensi memunculkan tingkah laku dan sikap haus pada kasih sayang. Anak yang ditolak sejak awal tidak menunjukkan adanya cinta kasih dari dirinya, ia bersikap dingin dan tidak punya kebutuhan kasih sayang walaupun sedikit.
Tahun pertama pada perkembangan anak adalah tahun yang menjadi kunci pembentukan watak. Pemberian cinta dan kasih sayang yang ideal ialah dengan memberi anak kebebasan namun dalam batas-batas tertentu. Orang tua denga sikap diktator, gemar menindas, dan mengekang anak dapat menyebabkan perkembangan anak terhambat yang berakitbat kepribadian anak tidak berkembang sendri secara optimal. Anak cenderung akan mengalami hambatan pada penyesuaian diri.
Dua tahun awal kehidupan individu juga memiliki peranan cukup penting. Pada fase ini, apabila anak mendapatkan rasa aman dan kuat, maka dalam prosesnya mereka cenderung punya rasa keamanan saat menghadapi segala ancaman di masa depan. Kebutuhan tentang kebebasan untuk berkembang, belajar serta menemukan dirinya sendiri lalu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan. Sikap disiplin terhadap tata tertib, batasan serta kesepakatan dalam belajar memahami, mengontrol, menyalurkan serta mengatasi frustrasi diri mereka sendiri merupakan sesuatu hal yang penting untuk ditegakkan.
Selain itu, pola pendidikan dengan memanjakan anak secara berlebihan dan segala kebutuhan anak disediakan tanpa harus berusaha akan membuatnya berkembang menjadi pribadi yang lemah dan tidak mandiri. Anak akan memiliki kecenderungan untuk memperalat orang lain dan bukan menghormatinya.
Anak-anak yang manja dan lengket pada ibunya cenderung merasa tidak aman, maka dari itu untuk memenuhi rasa aan tersebut mereka lengket pada ibunya. Hal itu justru akan membuat anak gagal dalam mengeksplorasi diri, berpetualang, berkembang, tidak memiliki spontanitas maupun kreatifitas.
G. Kepribadian yang sehat dan orang yang mengaktualisasi
Orang dengan kepribadian sehat tidak diperoleh dengan cara yang singkat. Ini adalah perjalanan panjang yang harus dilalui, baik dari pengasuhan, maupun pengaruh sosial dan lingkungan tempat mereka berada untuk tumbuh dan berkembang.
Kepribadian yang sehat biasanya memiliki ciri-ciri:
- Adaptif
- Punya tanggung jawab dan disiplin
- Menghargai dirinya sendiri maupun orang lain
- Dinamis / fleksibel
- Tidak suka dengan konflik
- Punya rasa humor yang tinggi
Aktualisasi diri adalah keadaan tertinggi dimana individu telah sampai pada keadaan akhir dari suatu tujuan yang telah ia lewati dalam jangka panjang. Bukan tentang kebutuhan memiliki tapi fokus pada kebutuhan untuk “menjadi“.
Mereka dapat melihat hidup dengan jernih, melihat kehidupan secara apa adanya bukan secara subjektif atau menurut keinginan mereka sendiri saja, tidak bersikap terlalu emosional dan lebih obyektif terhadap hasil dari pengamatnnya. Orang yang berhasil aktualisasi diri menurut Teori Abraham Maslow adalah:
- Bersikap obyektif dan tidak emosional
Objektif dan apa adanya melihat sesuatu, serta stabil dalam emosional. Tidak berpegang teguh pada emosional dan “menurut saya”. - Memiliki pemahaman mengenai benar dan salah
Benar dan salah adalah konsensus yang disepakati bersama secara normatif. Mereka yang mencapai titik aktualisasi diri mampu menerima dan membedakan mana benar dan salah. Hal ini membuat mereka lebih independen dan stabil dalam menjalani hidup. - Memiliki sifat rendah hati
Mampu mendengarkan orang lain, rendah hati, dan sabar adalah ciri orang yang mencapai titik aktualisasi diri ini. Mereka juga tidak segan mengakui bahwa dirinya punya banyak kekurangan, tidak mengetahui segalanya, dan lebih mudah menyerap pelajaran yang diberikan orang lain. - Terhindar dari gangguan psikologis
Frustrasi, stress, dan tekanan hidup adalah hal yang pasti terjadi. Orang dengan titik aktualisasi diri yang benar akan mampu menghadapi hal ini. Mereka cenderung dapat menghadapi rasa cemas dan konflik yang terjadi pada orang lain maupun diri sendiri. - Mengabdikan hidupnya untuk pekerjaan
Loyalitas tinggi, mencintai pekerjaan, dinamis, serta berpikir tentang apa yang dilakukan adalah untuk jangka panjang, bukan hanya hari ini. Bekerja bagi mereka adalah sumber kebahagiaan dan nikmat, maka mereka dapat melakukan dengan penuh tanggung jawab, disiplin dan mampu menunda kenikmatan. - Memiliki kreativitas
Tidak takut salah, fleksibel, dan spontan juga merupakan mereka yang berhasil mencapai titik aktualisasi diri. - Memiliki spontanitas
Spontanitas merupakan ciri lain dari individu dengan pencapaian aktualisasi diri. Mereka yang dapat hidup secara spontan dengan berbagai ekspresi sesuai konteksnya hanya bisa dicapai oleh mereka yang berhasil aktualiasi diri. - Kadar konflik yang rendah
Harga diri dan percaya diri yang tinggi, serta mampu menghargai dirinya sendiri adalah puncak dari aktualisasi diri. Dengan ini mereka mampu berdamai dengan dirinya sendiri, sehingga kadar konflik dalam dirinya maupun ke luar dirinya cukup rendah. Orang-orang ini cenderung menyalurkan energinya pada kegiatan produktif di masyarakat maupun lingkungan.
Orang yang tidak berhasil mencapai aktualisasi diri akan banyak memiliki konflik dengan dirinya sendiri akan sulit memiliki percaya diri dan harga dirinya, mereka juga cenderung menjatuhan orang lain agar posisinya sama dengan dirinya, bukan malah termotivasi untuk maju. Orang ini gemar mencari konflik dengan orang lain.
Kepribadian sakit yaitu mereka yang selalu gagal membangun relasi manusiawi dengan baik. Menurut Teori Abraham Maslow, Neurosis adalah gangguan yang terjadi karena hilangnya makna hidup, keragu-raguan mengenai tujuan hidupnya, kepedihan dan amarah dari cinta yang hilang dari dirinya, ia memandang kehidupannya dengan cara yang sangat berbeda, hilangnya harapan dan keberanian, putus asa dalam memikirkan masa depan, rasa benci terhadap diri mereka sendiri, menyendiri, kesepian, menyia-nyiakan kehidupannya dan tidak punya rasa kegembiraan.
Kepribadian tersebut bisa jadi secara fisik sudah matang, tetapi secara psikologis adalah terbelakang. Orang ini tidak mampu beranjak dari masa kanak-kanak mereka, takut pada hukuman dan tidak dapat berhubungan secara sehat dengan orang lain.
Penyebab munculnya konflik dengan individu lain biasanya bermula dari konflik bathin dirnya sendri yang terjadi antara kematangan melawan ketidakmatangan, antara sikap seenaknya sendiri melawan tanggung jawab, antara kontrol diri melawan dorongan, anatara tuntutan lingungan melawan hasrat diri. Berbagai hal tersebut adalah efek samping yang muncul dari adanya masalah komunikasi dengan dirinya sendiri.
Demikian Secuil Mengenai Teori Abraham Maslow. Cek juga Biografinya.
Image Source: https://writerswrite.co.za/literary-birthday-1-april-abraham-maslow/